Just be yourself

Jadilah dirimu sendiri, sebaik-baiknya DIRIMU!!

Jumat, 12 Oktober 2012

Rasa Kehilangan Yang Terlambat


 Sumber : klik disini

Gadis kecil itu baru berumur 9 tahun tapi ia sudah dihadapkan dengan kehilangan. Kakak laki-laki dari  gadis kecil itu pergi disaat ia baru merasakan kedekatannya sebagai adik.

Ia hanya ingat seminggu sebelum kakak laki-lakinya sakit, mereka berdua nonton tv bersama dan kebetulan yang ditonton cerita komedi. Pada hari itu, gadis kecil dan sang kakak  tertawa bersama-sama. 

Setelah itu, keadaan cepat sekali berubah tiba-tiba saja kakak laki-lakinya itu demam tinggi dan harus dirawat di rumah sakit. Tepat di hari ke-7 sang kakak ada di rumah sakit, malam itu di rumah si gadis kecil, dia tidak bisa tertidur entah kenapa dia sangat  gelisah. Tiba-tiba ada yang masuk ke dalam kamarnya dan membisikkan sesuatu, “ Kakak mu sudah pergi, sudah  diambil sama Allah.” Gadis kecil itu masih belum mengerti apa maksud perkataan orang itu.

Esoknya orang-orang makin ramai berdatangan ke rumah si gadis kecil. Dia hanya diam, bingung dengan apa yang terjadi.
Keranda itu datang, dia melihat orang-orang menurunkan tubuh kakaknya di atas kasur yang sedari pagi sudah diletakkan di ruang tamu. 

Gadis kecil itu baru sadar (dengan kesadaraan seorang anak kecil yang berumur 9 tahun dan belum tau apa arti dari kehilangan) bahwa sang kakak sudah meninggal, untuk terakhir kalinya gadis kecil itu melihat wajah sang kakak, wajahnya yang begitu teduh.
Gadis kecil itu hanya bisa  menangis di sudut rumah ketika orang-orang membawa keranda (didalamnya ada sang kakak yang sedang terbaring) itu menjauh dari rumahnya.
Beberapa hari kemudian, gadis kecil itu melanjutkan kehidupannya seperti biasa. Bermain, belajar di sekolah hingga lupa apa yang pernah terjadi pada kakaknya meskipun ia masih mengingatnya sedikit. Hanya ingat sebentar lalu dilupakan.

Hingga waktu berjalan sangat-sangat cepat, gadis kecil itu sudah beranjak remaja. Seiring dengan pemahamannya yang sudah bertambah tentang kehidupan yang dijalaninya, gadis kecil itu mencoba merangkaikan kejadian-kejadian masa lalunya. Tepat ketika ia mengingat kembali perginya sang kakak, ketika itu juga dia tersadar, bukan dengan kesadaran anak kecil berumur 9 tahun tapi dengan kesadaran seorang adik yang kehilangan sosok sang kakak. Dia menangis,.. meminta kejelasan kepada TuhanNya, kenapa ia baru merasakan kehilangan setelah bertahun-tahun sang kakak pergi. 

Sungguh, ini sangat menyakitkkan bagi si gadis kecil (yang sudah beranjak remaja) itu.

Rasa kehilangan yang terlambat,, membuat ia berusaha keras untuk terus menghidupkan sang Kakak di hatinya sebelum ia lupa dengan kenangan-kenangan mereka (yang sangat sedikit).

Rasa kehilangan yang terlambat.. membuat ia terus memohon kepada TuhanNya agar ia dipertemukan  dengan sang kakak suatu hari nanti di surgaNya.

Rasa kehilangan yang terlambat.. membuat ia terus berusaha mengingat wajah sang kakak, tidak peduli  ingatan-ingatan itu semakin mengabur.

Apapun bentuk kehilangan itu, ketahuilah, cara terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi. Bukan dari sisi yang ditinggalkan.
         -Tere Liye, novel 'Rembulan Tenggelam Di Wajahmu'-


12.10.12
12:57pm

4 komentar:

  1. Cuma Fiksi, tapi... Ah, belum terlambat untuk saya. :(

    Thanks sista... :)

    BalasHapus
  2. ini fiksi ato pengalaman kak?? terharuuu :')

    BalasHapus
  3. @Aisyah : sama2 sist,, mg ada hikmah yg bisa diambil dr

    cerita diatas

    @nurul : kasi tw ga ya?? hehe.. kyax lebih ke based on true

    story.. :D

    BalasHapus
  4. Mahda...
    ada award untukmu http://www.green-cups.blogspot.com/2012/11/the-liebster-award.html

    :)

    BalasHapus